Untuk menghitung besarnya momen inersia untuk benda sistem diskrit (partikel) dapat dilakukan dengan cara menjumlahkan momen inersia masing-masing partikel. Sekarang bagaimana kalau benda tersebut dalam
bentuk benda tegar? Bagaimana cara mencari besarnya momen inersia benda tegar?
Pada benda tegar, massa benda terkonsentrasi
pada pusat massanya dan tersebar pada jarak yang sama dari titik pusat massa
benda. Oleh karena itu, momen inersia benda tegar dapat dihitung menggunakan
teknik integral dengan persamaan:
I = ∫r2dm
Misalkan kita akan menghitung besarnya momen
inersia untuk silinder berongga dengan massa M, seperti gambar di bawah ini.
Coba perhatikan gambar di atas. Dari gambar
tersebut dapat dilihat bahwa kulit silinder memiliki jari-jari R2,
tebal dr, jari-jari dalam R1
dan dengan panjang L. Jika massa jenis silinder (ρ), yaitu massa tiap satuan
volume, maka dapat ditulis dengan persamaan:
dm = ρ
dV
dengan dV merupakan
volume kulit silinder yang memiliki massa dm.
Kita ketahui bahwa volume silinder dapat dirumuskan:
dV =
(2πr dr)L
sehingga dengan demikian maka massa silinder
dapat dicari dengan persamaan:
dm = ρ
dV
dm = ρ
(2πr dr)L
dm =
2πρLr dr
Kita ketahui bahwa momen inersia untuk benda tegar
atau sisitem kontinu adalah:
I = ∫r2dm
Maka momen inersia untuk silinder pejal berongga
(cincin) dapat dicari sebagai berikut:
I = ∫r2dm
I = ∫r2(2πρrL dr)
I =2πρL∫r3 dr
I = ½ πρL (R24
– R14)
Dalam hal ini R24 –
R14 = (R22 – R12)(R22
+ R12) maka persamaannya menjadi:
I = ½ πρL (R22
– R12)(R22 + R12)
Kita ketahui bahwa massa silinder
berongga M adalah perkalian antara massa jenis dengan volume, yaitu:
M = ρV
Sedangkan volume V silinder berongga
dapat dicari dengan persamaan:
V = π(R22 – R12)L
Maka massa silinder berongga adalah:
M = ρπ(R22
– R12)L
M = πρL(R22
– R12)
Sekarang momen inersia untuk benda
berbentuk silinder pejal yang berongga adalah:
I = ½ πρL (R22
– R12)(R22 + R12)
I = ½ M(R22
+ R12)
Jadi momen inersia untuk silinder pejal berongga
(cincin) yang bermassa M dengan jari-jari dalam R1 dan jari-jari
luar R2 yang berputar terhadap sumbunya adalah:
I = ½ M(R22
+ R12)
Dari persamaan I = ½ M(R22
+ R12) kita akan dapatkan momen inersa silinder dalam
bentuk lain. Misalnya untuk momen inersia silinder pejal tak berongga
(piringan) kita dapat cari dengan mengganti R1 = 0. Maka momen
inersia silinder pejal tak berongga (piringan) yang diputar terhadap sumbunya
adalah:
I = ½ MR2
Dari persamaan I = ½ M(R22
+ R12) kita juga akan dapatkan momen inersa silinder
dengan ketebalan yang sangat tipis dengan mengganti R22 =
R12 = R. Maka momen inersia silinder dengan ketebalan
yang sangat tipis yang diputar terhadap sumbunya:
I = ½ M(R22
+ R12)
I = ½ M(R2
+ R2)
I = MR2
Nah itu salah satu contoh mencari momen
inersia untuk benda tegar (sistem kontinu) yang berbentuk silinder, baik itu
silinder pejal atau piringan (tak berongga), silinder pejal berongga (cincin)
dan silinder dengan ketebalan yang sangat tipis. Bagaimana dengan benda tegar bentuk
yang lain misalnya berbentuk batangan atau bola?
0 Response to "Momen Inersia Benda Kontinu (Benda Tegar)"
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar dengan sopan dan tidak mengandung unsur SARA atau pornografi serta tidak ada link aktif. Mohon maaf kalau komentarnya dibalas agak lambat. Kolom komentar ini kami moderasi, jadi kalau ada komentar yang tidak sesuai dengan ketentuan tidak akan dipublikasikan.