Menurut
Wikipedia, ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan
kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air
dan yang lainnya pelarut organik. Dasar metode pemisahan ini adalah perbedaan
kelarutan suatu solute dalam pelarut. Teknik ekstraksi ini sering dilakukan di
laboratorium kimia organik.
Dalam
praktek, ekstraksi digunakan untuk memisahkan senyawa organic dari larutan air
atau suspensi. Solute (zat terlarut) atau bahan yang akan dipisahkan
terdistribusi di antara kedua lapisan (organik dan air) berdasarkan kelarutan
airnya.
1.
Ekstraksi padat cair
Ekstraksi
padat cair merupakan metoda penyarian senyawa dari tumbuhan dimana sampelnya
berupa material padat. Ekstraksi padat cair secara umum terdiri dari maserasi,
refluktasi, sokhletasi, dan perkolasi. Apa itu maserasi, refluktasi, sokhletasi,
dan perkolasi? Kita akan bahas pada postingan selanjutnya.
2.
Ekstraksi cair-cair
Pemisahan
suatu zat dalam larutan oleh pelarut lain yang tidak dapat bercampur adalah
suatu proses kesetimbangan dan pada proses ini berlaku hukum distribusi. Tipe
pemisahan ini memindahkan zat terlarut dari satu pelarut ke pelarut lain. Cara
ini dapat digunakan untuk memisahkan produk reaksi atau suatu larutan. Dalam
hal ini pelarut yang digunakan harus tidak saling bercampur, jika kedua pelarut
saling bercampur maka tidak dapat digunakan.
Berikut
contoh ekstaksi yang mafia online ambil dari artikel milik chemist-a polban, pada percobaan ekstraksi ini digunakan iod yang ditambahkan air dan kloroform
sebagai pelarut. Pencampuran antara iod, air dan kloroform menghasilkan dua
fasa/lapisan, dimana lapisan bawah yang berwarna ungu merupakan lapisan iod
dalam kloroform sedangkan lapisan atas yang berwarna kuning muda adalah iod
dalam air. Kloroform berada di lapisan bawah karena berat jenis kloroform (1,49
gr/cm3) lebih besar daripada berat jenis air (1,0 gr/cm3).
Berdasarkan
pengamatan terlihat bahwa iodium lebih banyak terlarut dalam kloroform
dibanding dalam air. Hal ini disebabkan oleh sifat kloroform yang hampir sama
dengan sifat Iod daripada sifat air dengan Iod. Air bersifat polar sedangkan
Iod dan kloroform bersifat semipolar. Karena itu Iod lebih cenderung
terdistribusi dan terlarut ke dalam kloroform dibanding ke dalam air.
Dua
lapisan tersebut kemudian dipisahkan dan pada lapisan air ditambahkan lagi
kloroform agar iod yang tersisa dalam air akan terlarut dalam kloroform
(dilakukan sebanyak 5 kali), sehingga lapisan air akan semakin bening yang
menunjukkan bahwa tidak ada lagi kandungan iod dalam air.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari yang memanfaatkan proses pemisahan campuran dengan
cara ekstraksi adalah proses pembuatan minyak kayu putih dan minyak atsiri dari
daun cengkeh. Untuk proses ekstraksi minyak kayu putih saya ambil dari blognya
milik Vivien Anjadi Suwito.
Sumber gambar: ksrpmi.uin-malang.ac.id dan caplang.com |
Ekstraksi
merupakan metode pemisahan yang didasarkan atas perbedaan kelarutan suatu solute
dalam pelarut. Teknik ekstraksi kontinu
dikhususkan bagi zat dengan D (harga banding distribusi) yang sangat
kecil (<1), atau jika harga factor pemisahan β mendekati satu. Bila keadaan
ini terjadi, maka ekstraksi bertahap dengan corong pisah menjadi kurang
praktis, karena harus dilakukan ratusan kali. Ada bermacam-macam alat untuk
proses ini. Pada prinsipnya di dalam peralatan tersebut terjadi aliran kontinu
(terus menerus) dari pelarut melalui suatu larutan zat yang akan diekstrak.
Pelarut yang telah membawa zat yang terekstrak, diuapkan, kemudian didinginkan,
sehingga dapat digunakan lagi. Jika perlu pelarut yang lebih segar dapat
ditambahkan terus menerus.
Pada
proses ini sampel yang akan disari dimasukkan pada alat soxhlet, lalu setelah
dielusi dengan pelarut yang cocok sedemikian rupa sehingga akan terjadi dua
kali sirkulasi dalam waktu 30 menit. Gambar diatas menunjukkan alat ekstraksi
kontinyu menggunakan pelarut yang lebih encer dari air (ekstraktor yang lain
dapat dirancang untuk pelarut yang lebih kental dari air). Larutan yang
diekstraksi ditem-patkan pada tabung panjang. Pelarut ditempatkan di labu
destilasi, seperti ditunjukkan pada gambar.
Adanya pemanasan menyebabkan pelarut keatas lalu diembunkan oleh
pendingin udara menjadi tetesan-tetesan yang akan terkumpul kembali dan bila
melewati batas lubang pipa samping soxhlet, maka akan terjadi sirkulasi yang
berulang-ulang akan menghasilkan penyarian yang baik.
Bahan
yang akan diekstraksi diletakkan dalam sebuah kantong ekstraksi (kertas, karton
dan sebagainya) di dalam sebuah alat ekstraksi dari gelas yang bekerja
kontinyu. Wadah gelas yang berisi sampel diletakkan diantara labu suling dan
suatu pendingin aliran balik. Labu tersebut berisi bahan pelarut yang menguap
dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik melalui pipa pipet, berkondensasi
di dalamnya, menetes ke atas bahan yang akan diekstraksi dan membawa keluar
bahan yang diekstraksi. Larutan yang terkumpul dalam wadah gelas dan setelah
mencapai tinggi maksimal secara otomatis dipindahkan ke dalam labu dengan
demikian zat yang akan terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan
pelarut murni berikutnya. Pada cara ini bahan terus diperbaharui artinya
dimasukkan bahan pelarut bebas bahan aktif. Cairan penyari yang biasa digunakan
adalah air, eter atau campuran etanol dan air. Air atau etanol menjadi acuan
cairan pengekstraksi karena banyak bahan tumbuhan larut dengan air atau etanol.
Demikian postingan tentang cara pemisahan campuran dengan metode ekstraksi.
Demikian postingan tentang cara pemisahan campuran dengan metode ekstraksi.
wah pelajaran sekolah dulu nih sob,tapi sayangnya aq dulu suka bolos sekolah....hehe
BalasHapusnyimak sambil belajar sob,salam sukses
salam kenal... :)
BalasHapusReo Adam @ Terima kasih gan atas kunjungan baliknya. Saya sudah follow Google Plus Anda. Salam sukses juga.
BalasHapusa.i.r @ Salam kenal juga. Terima kasih atas kunjungannya.