Sebelum membahas tentang 30 contoh besaran turunan dan rumus besaran turunan, kamu harus paham apa itu besaran turunan. Pada postingan sebelumnya Mafia Online sudah membahas tentang pengertian dan contoh besaran turunan. Pada postingan tersebut hanya dijelaskan dengan sedikit contoh besaran turunan, bahkan tidak dilengkapi dengan rumusnya. Nah pada kesempatan ini Mafia Online akan memberikan 30 contoh besaran turunan dan rumusnya nya yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, yakni sebagai berikut.
1.
Luas
Menurut Wikipedia, luas adalah besaran yang menyatakan ukuran dua dimensi suatu bagian permukaan yang dibatasi dengan jelas, biasanya suatu daerah yang dibatasi oleh kurva tertutup. Dalam ilmu fisika luas dilambangkan dengan L dan memiliki satuan m2. Luas diturunkan dari besaran pokok panjang. Bagaimana rumus luas?
Tiap bidang memiliki rumus luas yang berbeda-beda lho,
tergantung bentuk bidang tersebut. Berikut admin berikan beberapa rumus luas yakni:
Persegi = sisi x sisi
Persegi panjang = panjang x lebar
Segitiga = ½ alas x tinggi
Jajar genjang = alas x tinggi
dan lain sebagainya
2.
Volume
Menurut wikipedia, volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah penghitungan seberapa banyak ruang yang bisa ditempati dalam suatu objek. Objek itu bisa berupa benda yang beraturan ataupun benda yang tidak beraturan. Benda yang beraturan misalnya kubus, balok, silinder, limas, kerucut, dan bola.
Volume diturunkan dari besaran pokok panjang. Dalam ilmu
fisika volume dilambangkan dengan V dan memiliki satuan m3. Untuk
mengukur volume benda yang tidak beraturan tidak bisa menggunakan rumus. Hanya
benda yang beraturan volumen bisa diukur dengan menggunakan rumus yakni:
Kubus = sisi x sisi x sisi = s3
Balok = panjang x lebar x tinggi = p x l x t
Silinder = luas alas x tinggi = πr2t
Limas = 1/3 x luas alas x tinggi = 1/3 x Lalas x
t
Kerucut = 1/3 x luas lingkaran x tinggi = (πr2t)/3
Bola = 4/3 x phi x (jari-jari)3 = 3πr3/4
3.
Kecepatan
Kecepatan merupakan perpindahan yang ditempuh benda per
satuan waktu. Kecepatan diturunkan dari besaran pokok panjang dan waktu.
Kecepatan dilambangkan dengan v dan memiliki satuan m/s. Sesuai
dengan definisi kecepatan, maka kecepatan dapat dirumuskan dengan persamaan:
v = s/t
dengan:
v = kecepatan
s = perpindahan benda
t = waktu tempuh
4.
Kelajuan
Kelajuan merupakan jarak yang ditempuh benda per satuan
waktu. Sama seperti kecepatan, kelajuan juga diturunkan dari besaran pokok
panjang dan waktu. Kelajuan dilambangkan dengan v dan memiliki satuan m/s.
Sesuai dengan definisi kelajuan, maka kelajuan dapat dirumuskan dengan
persamaan:
v = s/t
dengan:
v = kecepatan
s = jarak tempuh benda
t = waktu tempuh
5.
Percepatan
Percepatan merupakan perubahan kecepatan dalam selang
waktu tertentu. Percepatan diturunkan dari besaran turunan kecepatan dan
besaran pokok waktu. Percepatan dilambangkan dengan a dan memiliki satuan m/s2.
Sesuai dengan definisi percepatan, maka percepatan dapat dirumuskan dengan
persamaan:
a = Δv/Δt
dengan:
a = percepatan benda
Δv = perubahan kecepatan benda
Δt = perubahan waktu tempuh
6.
Massa Jenis
Massa jenis atau densitas atau rapatan adalah pengukuran
massa setiap satuan volume benda yang dilambangkan dengan ρ dan memiliki satuan
kg/m3. Besaran massa jenis diturunkan dari besaran pokok massa dan
besaran turunan volume. Massa jenis dirumuskan dengan persamaan:
ρ = m/V
dengan:
ρ = massa jenis benda
m = massa benda
V = volume benda
7.
Gaya
Gaya adalah interaksi apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami perubahan gerak, baik dalam bentuk arah, maupun konstruksi geometris. Dengan kata lain, sebuah gaya dapat menyebabkan sebuah objek dengan massa tertentu untuk mengubah kecepatannya (termasuk untuk bergerak dari keadaan diam), atau berakselerasi, atau untuk terdeformasi.
Gambar ilustrasi img by: pixabay |
Gaya memiliki besar dan arah, sehingga merupakan besaran
vektor. Satuan SI yang digunakan untuk mengukur gaya adalah Newton
(dilambangkan dengan N), di mana 1 N = 1 kgm/s2. Gaya sendiri
dilambangkan dengan simbol F.
Menurut hukum II Newton tentang gerak benda, gaya dirumuskan dengan persamaan:
F = m.a
dengan:
F = Gaya (N)
m = massa benda (kg)
a = percepatan benda (m/s2)
Berdasarkan rumus gaya, besaran gaya diturunkan dari besaran turunan percepatan dan besaran pokok massa.
8.
Energi Potensial
Energi potensial merupakan energi yang dimiliki oleh
sebuah benda karena kedudukannya. Energi potensial dilambangkan dengan Ep
dan memiliki satuan Jolule (J), di mana 1 Jolule = 1 kgm2/s2.
Energi potensial dirumuskan dengan persamaan:
Ep = m.g.h
dengan:
Ep = energi potensial
m = massa benda
g = percepatan gravitasi
h = ketinggian
Berdasarkan rumus energi potensial maka besaran energi potensial diturunkan dari besaran pokok massa, besaran turunan percepatan gravitasi, dan besaran pokok panjang.
9.
Energi Kinetik
Energi kinetik merupakan energi yang dimiliki oleh benda
karena kecepatannya. Energi kinetik dilambangkan dengan Ek dan
memiliki satuan Joule (J). Energi kinetik diturunkan dari besaran pokok massa
dan besaran turunan kecepatan. Rumus untuk energi kinetik yakni:
Ek = ½ mv2
dengan:
Ek = energi kinetik
m = massa benda
v = kecepatan benda
10
Gaya Berat
Gaya berat atau gaya gravitasi dilambangkan dengan w.
Gaya berat dapat dituliskan dengan persamaan:
w = m.g
dengan:
g = percepatan gravitasi
m = massa benda
w = berat benda
Satuan gaya adalah Newton (N), di mana 1 N = 1 kgm/s2.
Besaran turuna gaya berat diturunkan dari besaran pokok massa dan besaran
turunan percepatan gravitasi.
11.
Gaya Coulomb
Hukum Coulomb menyatakan gaya tarik atau tolak antara dua
muatan listrik sebanding dengan muatan-muatannya dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara kedua muatan. Hukum Coulomb dikenal juga dengan nama Gaya
Coulomb yang dilambangkan dengan FC, memiliki satuan Newton (N) dan
memiliki rumus:
FC = k(q1.q2/r2)
dengan:
FC = besar gaya coulomb (N)
q1 = muatan partikel 1 (C)
q2 = muatan partikel 2 (C)
r = jarak pisah antar kedua muatan (m)
k = 9x109 Nm2C-2
12.
Impuls
Impuls yang bekerja pada suatu benda sama dengan
perubahan perubahan momentum yang terjadi pada benda tersebut. Impuls
dilambangkan dengan I dan dirumuskan
dengan persamaan:
I = F.Δt
dengan:
I = Impuls
F = gaya
Δt = selang waktu
Satuan untuk impuls adalah N.s
13.
Percepatan Sentripetal
Percepatan sentripetal merupakan percepatan yang dimiliki
oleh benda yang bergerak melingkar beraturan yang arahnya menuju pusat
lingkaran. Percepatan sentripetal dilambangkan dengan asp dan dirumuskan
dengan persamaan:
asp = v2/R
atau
asp = ω2R
dengan:
asp = percepatan sentripetal (m/s2)
v = kecepatan linear benda bergerak melingkar (m/s)
R = jari-jari lingkaran
ω = kecepatan sudut (rad/s)
14.
Momentum Linear
Momentum linear yang dimiliki suatu benda adalah hasil
perkalian antara massa dan kecepatan benda pada saat tertentu. Momentum linear dilambangkan
dengan p dan satuan kg.m/s. Momentum
linear dirumuskan dengan persamaan:
p = m.v
dengan:
p = momentum linear (kg.m/s)
m = massa benda (kg)
v = kecepatan benda (m/s)
15.
Usaha
Dalam ilmu fisika usaha merupakan hasil perkalian antara
gaya F yang dikerjakan dengan perpindahan s. Usaha dilambangkan dengan W dan
memiliki satuan Joule (J). Sesuai dengan definisinya, usaha dapat dirumuskan
dengan persamaan:
W = F.s
dengan:
W = usaha (J)
F = gaya (N)
s = perpindahan (m)
16.
Daya
Daya merupakan besaran fisika yang menyatakan usaha yang
dilakukan benda setiap detiknya atau laju energi yang dibutuhkan setiap
detiknya. Daya dilambangkan dengan P dan memiliki satuan watt atau J/s. Daya
dapat dirumuskan dengan persamaan:
P = W/Δt
atau
P = E/Δt
dengan:
P = daya (watt)
W = usaha (Joule)
E = energi (Joule)
Δt = waktu yang diperlukan (s)
17.
Tekanan
Dalam fisika, tekanan didefinisikan sebagai besar gaya
yang bekerja pada suatu permukaan dibagi dengan luas permukaan tersebut. Tekanan
dilambangkan dengan p dan memiliki satuan Pascal (Pa) atau N/m2. Berdasarkan
definisi, tekanan dapat dirumuskan dengan persamaan:
p = F/A
dengan:
p = tekanan (Pa)
F = gaya (N)
A = luas permukaan (m2)
18.
Tekanan Hidrostatis
Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak.
Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan
oleh gaya berat fluida yang berada di atas titik tersebut. Jika tekanan
hidrostatis dilambangkan dengan ph dan memiliki satuan Pascal (Pa)
atau N/m2. Tekanan hidrostatis persamaannya dapat dirumuskan dengan:
ph = ρgh
dengan:
ph = tekanan hidrostatis (N/m2),
ρ = massa jenis fluida (kg/m3),
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m)
19.
Momen Gaya
Momen gaya (torsi) adalah sebuah besaran yang menyatakan
besarnya gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga mengakibatkan benda tersebut
berotasi. Momen gaya dilambangkan dengan τ
dan memiliki satuan Nm. Momen gaya dirumuskan dengan persamaan:
τ
= F x r
dengan:
r = lengan gaya = jarak sumbu rotasi ke titik tangkap
gaya (m)
F = gaya yang bekerja pada benda (N)
τ = momen gaya (Nm)
20.
Momen Inersia
Sebuah benda yang berotasi pada sumbunya, cenderung untuk
terus berotasi pada sumbu tersebut selama tidak ada gaya luar (momen gaya) yang
bekerja padanya. Ukuran yang menentukan kelembaman benda terhadap gerak rotasi
dinamakan momen inersia, yang dilambangkan dengan I. Momen inersia suatu
bergantung pada massa benda dan jarak massa benda tersebut terhadap sumbu
rotasi. Jika benda berupa partikel atau titik bermassa m berotasi mengelilingi
sumbu putar yang berjarak r, momen inersia partikel itu dinyatakan dengan
persamaan:
I = mr2
dengan:
I = momen inersia (kgm2)
m = massa benda (kg)
r = jarak sumbu putar (m)
21.
Percepatan Gravitasi
Semua benda akan mengalami percepatan yang sama tanpa
dipengaruhi oleh massanya. Percepatan gravitasi bumi pada suatu titik yang
berjarak r dari pusat bumi dinyatakan dengan rumus:
g = GM/r2
g = percepatan grafitasi bumi (m/s2)
G = konstanta gravitasi (Nm2/kg2) =
6,67 × 10-11
Nm2/kg2
M = massa bumi (kg)
r = jarak titik ke pusat bumi (m)
22.
Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal merupakan gaya yang arahnya selalu
menuju titik pusat lingkaran dan tegak lurus dengan vektor kecepatannya. Gaya
sentripetal dilambangkan dengan Fsp dan memiliki satuan Newton (N).
Gaya sentripetal dirumuskan dengan persamaan:
Fsp = m.asp
Fsp = m.v2/R
dengan:
Fsp = gaya sentripetal (N)
m = massa benda (kg)
asp = percepatan sentripetal (m/s2)
v = kecepatan benda (m/s)
R = jari-jari lintasan benda (m)
23.
Energi Listrik
Energi listrik adalah energi yang mampu menggerakkan
muatanmuatan listrik pada suatu beda potensial tertentu. Energi listrik
dilambangkan dengan E dan memiliki satuan Joule (J). Energi listrik dirumuskan:
W = q.V
atau
W = VIt
dengan :
W = energi listrik yang diserap hambatan (joule)
V = beda potensial ujung-ujung hambatan (volt)
I = kuat arus yang mengalir pada hambatan (A)
t = waktu aliran (s)
q = muatan listrik (C)
24.
Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang sejajar, sama
besar, dan berlawanan arah. Kopel yang bekerja pada suatu benda akan
mengakibatkan benda tersebut berotasi. Momen kopel adalah perkalian silang
antara dua besaran vektor, yaitu gaya dan jarak antara kedua gaya tersebut.
Secara matematis, dituliskan sebagai berikut.
M
= F × d
dengan:
M = momen kopel (N.m)
F = gaya (N)
d = lengan gaya (m)
25.
Momentum Sudut
Pada benda yang melakukan gerak rotasi juga terdapat
momentum yang disebut momentum sudut. Momentum sudut didefinisikan sebagai
perkalian antara momen inersia dan kecepatan sudut. Momentum sudut dilambangkan
dengan L dan memiliki satuan kg.m2/s .Secara matematis momentum
sudut dirumuskan dengan:
L = Iω
dengan:
I = momen inersia (kgm2)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
L = momentum sudut (kgm2)
26.
Kuat Medan Listrik
Kuat medan listrik merupakan gaya Coulomb yang bekerja
pada satu satuan muatan listrik yang berada di titik medan listrik. Kuat medan
listri (E) didefinisikan sebagai hasil bagi gaya Coulomb yang bekerja pada
muatan uji dengan besar muatan uji tersebut (q’). Kuat medan listrik
dilambangkan dengan E dan memiliki satuan N/C. Kuat medan listrik dirumuskan
dengan persamaan:
E = Fc/q’
dengan:
E = kuat medan listrik (N/C)
F = gaya Coulomb (N)
q’ = muatan uji ( C )
27.
Daya Listrik
Daya listrik merupakan besarnya energi listrik yang mengalir
tiap detik. Definisi lain, daya listrik didefinisikan sebagai laju aliran
energi listrik. Daya listrik dilambangkan dengan P dan memiliki satuan Watt (W).
Dari definisi, daya listrik dapat dirumuskan dengan persamaan:
P = E/t
dengan:
P = Daya Listrik (Watt)
E = Energi Listrik (J)
t = waktu (s)
28.
Kalor
Kalor yang diserap atau dilepaskan bedan dipengaruhi oleh
massa benda m, perubahan suhu ΔT dan jenis zat. Kalor dilambangkan dengn Q dan
memiliki satuan Joule (J) atau kalori (kal). Kalor yang diserap atau dilepaskan
benda dapat dirumuskan dengan persamaan:
Q = m.c.ΔT
dengan :
Q = Kalor yang diserap atau dilepaskan benda (J)
m = massa benda (kg)
c = kalor jenis (J/kg°C)
ΔT = perubahan suhu (°C)
29.
Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan
untuk menaikkan suhu benda sebesar 1°C. Kapasitas kalor dilambangkan dengan C
dan memiliki satuan J/K, J/°C atau kal/°C. Secara matematis kapasitas kalor dirumuskan dengan:
C = Q/ΔT
dengan:
C = kapasitas kalor (J/°C)
Q = kalor yang diperlukan (J)
ΔT = perubahan suhu (°C)
30.
Kalor Jenis
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh
zat untuk menaikan suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1°C. Kalor jenis dilambangkan dengn c dan memiliki satuan J/kg°C atau kal/gr°C. Kalor jenis dapat
dirumuskan dengan persamaan:
c = Q/mΔT
dengan:
c = kalor jenis (J/kg°C)
Q = Kalor yang diserap atau dilepaskan benda (J)
m = massa benda (kg)
ΔT = perubahan suhu (°C)
Demikian artikel tentang 30 contoh besaran turunan dan rumus besaran turunan. Masih banyak jenis-jenis besaran turunan yang lain yang belum disebutkan.
0 Response to "30 Contoh Besaran Turunan dan Rumus Besaran Turunan"
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar dengan sopan dan tidak mengandung unsur SARA atau pornografi serta tidak ada link aktif. Mohon maaf kalau komentarnya dibalas agak lambat. Kolom komentar ini kami moderasi, jadi kalau ada komentar yang tidak sesuai dengan ketentuan tidak akan dipublikasikan.