Perpindahan kalor secara konveksi merupakan cara
perpindahan kalor dengan diikuti oleh mediumnya. Bila pada perpindahan kalor secara konduksi melibatkan molekul (atau elektron)
yang hanya bergerak dalam jarak yang kecil dan bertumbukan, sedangkan
perpindahan kalor secara konveksi melibatkan pergerakan molekul dalam jarak
yang besar. Ada dua cara perpindahan kalor melalui aliran (konveksi) yakni konveksi secara alamiah dan konveksi secara paksa. Pada kesempatan
ini, Materi Mafia Online akan mengulas tentang perpindahan kalor secara
konveksi paksa, sedangkan untuk konveksi secara alamiah sudah dibahas pada postingan
sebelumnya.
Konveksi Paksa Pada zat Cair
Perpindahan kalor secara konveksi paksa banyak
digunakan pada sistem pendingin mesin atau yang dikenal dengan istilah
radiator. Sistem pendingin ini digunakan pada mesin mobil. Tanpa menggunakan sistem
pendingin (radiator) maka mobil akan cepat rusak, karena suhu yang diterima mesin
mobil dari proses pembakaran mencapai 1.600°C. Akibatnya mesin mobil yang
terbuat dari logam akan memuai melebihi batas keamanan sehingga bagian-bagian
mesin akan menjadi lemah. Contoh skema sistem pendingin pada mesin terlihat
seperti gambar di bawah ini.
Untuk mengurangi panas akibat efek dari proses
pembakaran maka digunakanlah sistem pendingin mesin (radiator). Panas pada
mesin mobil berpindah oleh sirkulasi air menuju ke radiator. Udara dingin yang
berada diluar mesin ditarik oleh sebuah kipas untuk mendinginkan air
padaradiator sehingga air yang dingin itu kembali mengalir dan bersentuhan
dengan blok-blok mesin untuk mengulang sirkulasi berikutnya. Betapa pentingnya
penggunakan radiator ini agar menjaga suhu mesin mobil tidak melampau batas
suhu yang diizinkan sehingga mesin mobil tidak rusak.
Konveksi Paksa pada Gas (Asap)
Pada tungku pabrik biasanya dipasang cerobong
asap agar selalu ada tarikan oleh udara ke atas.
Sebelum ada pemanasan di dalam
tungku, massa jenis udara dalam cerobong sama dengan massa jenis udara di luar
cerobong. Setelah ada pemanasan, udara di dalam tungku memuai sehingga udara
dari luar cerobong yang lebih dingin dan massa jenisnya lebih besar akan
mendesak udara panas dalam cerobong ke atas. Semakin tinggi cerobong semakin besar
tarikannya, sebab perbedaan massa jenis gas dalam cerobong dan massa jenis
udara dari luar makin besar.
Besarnya energi (kalor) yang dipindahkan persatuan
waktu pada konveksi secara paksa sama seperti pada konveksi alamiah yakni akan
sebanding dengan luas permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida dengan
beda suhu ΔT. Secara matematis ditulis:
Q/t =
h.A.ΔT
dengan:
Q = jumlah kalor yang dipindahkan (J)
t = waktu terjadi aliran kalor (s)
h = koefisien konveksi (W/m2K)
A = luas permukaan (m2)
ΔT = beda suhu antara benda dan fluida (K)
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang
perpindahan kalor secara konveksi paksa, silahkan simak dan pahami contoh soal
di bawah ini.
Contoh
Soal
Suatu radiator pendingin mobil mempunyai luas
yang bersinggungan dengan air adalah 400 cm2. Beda suhu antara bahan
radiator dan air panas adalah 25° C. Jika bahan radiator adalah bahan logam
tertentu yang mempunyai koefisien konveksi h = 8 W/m2 °C, maka
hitunglah laju perpindahan kalor pada sistem radiator ini.
Penyelesaian:
Diketahui:
A = 400 cm2 = 0,04 m2
ΔT = 25°C
h = 8 W/m2 °C
Ditanyakan: Q/t = ?
Jawab:
Q/t = h.A.ΔT
Q/t = 8 W/m2 °C. 0,04 m2. 25°C
Q/t = 8 W
Jadi, laju perpindahan kalor pada sistem
radiator tersebut adalah 8 Watt.
Nah demikian materi tentang perpindahan kalor
secara konveksi paksa, jika ada permasalahan atau kendala dalam memahami materi
ini, silahkan tanyakan pada kolom kometar. Kita pasti bisa.
0 Response to "Perpindahan Kalor Secara Konveksi Paksa"
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar dengan sopan dan tidak mengandung unsur SARA atau pornografi serta tidak ada link aktif. Mohon maaf kalau komentarnya dibalas agak lambat. Kolom komentar ini kami moderasi, jadi kalau ada komentar yang tidak sesuai dengan ketentuan tidak akan dipublikasikan.