Perpindahan kalor secara konduksi atau hantaran
dapat dibuktikan dalam kehidupan sehari-hari seperti kejadian panasnya pegangan
sendok saat mengaduk secangkir kopi panas, walaupun tidak bersentuhan langsung
dengan sumber panas. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kalor dihantarkan dari
ujung yang panas ke ujung lain yang lebih dingin. Karena perpindahan kalor ini
melalui perantara maka konduksi sering dikatakan sebagai perpindahan kalor
melalui zat padat.
Konduksi atau hantaran kalor pada banyak zat
padat dapat digambarkan sebagai hasil tumbukan antar molekul pada zat padat tersebut.
Jika suatu zat padat dipanaskan maka molekul-molekul di tempat itu bergerak
lebih cepat. Sementara itu, tumbukan dengan molekul-molekul yang langsung
berdekatan lebih lambat, mereka mentransfer sebagian energi ke molekul-molekul lain,
yang lajunya kemudian bertambah. Molekul-molekul ini kemudian juga mentransfer
sebagian energi mereka dengan molekul-molekul lain sepanjang benda tersebut.
Dengan demikian, energi gerak termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang
benda. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konduksi. Jadi, perpindahan
kalor secara konduksi (hantaran) adalah perpindahan kalor melalui zat perantara
dimana partikel-partikel zat perantara tersebut tidak berpindah.
Tidak semua zat dapat menghantarkan kalor atau
panas dengan baik, ada juga zat yang daya hantar panasnya buruk. Berdasarkan kemampuan
daya hantar panas maka zat dikelompokkan menjadi dua yaitu konduktor dan
isolator. Konduktor merupakan zat atau benda yang dapat menghantarkan panas
dengan baik, seperti tembaga, aluminium, besi, dan baja. Sedangkan, isolator merupakan
zat yang kurang baik menghantarkan panas seperti kaca, karet, kayu, dan
plastik.
Kecepatan hantaran kalor juga bergantung pada
ukuran dan bentuk benda. Untuk mengetahui secara kuantitatif, perhatikan hantaran
kalor melalui sebuah benda tampak seperti pada di bawah ini
Berdasarkan hasil eksperimen, menunjukkan bahwa besarnya
kalor yang dipindahkan secara konduksi tiap satu satuan waktu akan sebanding
dengan luas penampang mediumnya, perbedaan suhunya dan berbanding terbalik dengan
panjang mediumnya serta tergantung pada jenis mediumnya. Besarnya kalor Q tiap
selang waktu Δt tertentu dirumuskan sebagai berikut:
Persamaan perpindahan kalor secara konduksi |
dengan:
Q = kalor yang dihantarkan (J)
Δt = selang waktu (s)
k = konduktivitas termal (J/smK)
A = luas penampang melintang benda (m2)
ΔT = perbedaan suhu (K)
l = panjang bahan (m)
Nilai-nilai konduktivitas termal beberapa bahan/zat
ditunjukkan seperti pada tabel di bawah ini
Nilai konduktivitas termal tiap bahan |
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang perpindahan
kalor secara konduksi (hantaran), silahkan simak dan pahami contoh soal di
bawah ini.
Contoh
Soal
Sebuah jendela kaca suatu ruangan panjangnya 3 m
lebarnya 1 m dan tebalnya 15 mm. Suhu di permukaan dalam dan permukaan luar
kaca masing-masing 23°C dan 33°C. Jika konduksi termal = 8 × 10-1 Wm-1K-1,
maka berapakah jumlah kalor yang mengalir ke dalam ruangan melalui jendela itu
tiap sekon?
Penyelesaian:
Diketahui:
A = 3 m × 1 m = 3 m2
l = 15
mm =1,5 × 10-2 m
ΔT = 306 K – 296K = 10 K
k = 8 × 10-1 Wm-1K-1
Ditanyakan: Q/t = ?
Jawab:
Q/t = k.A.ΔT/l
Q/t = 8 × 10-1. 3 . 10/(1,5 × 10-2)
Q/t = 1600 Watt
Jadi, jumlah kalor yang mengalir ke dalam
ruangan melalui jendela itu tiap sekon adalah 1600 Watt
Nah demikian materi tentang perpindahan kalor
secara konduksi (hantaran), jika ada permasalahan atau kendala dalam memahami
materi ini, silahkan tanyakan pada kolom kometar. Kita pasti bisa.
0 Response to "Perpindahan Kalor Secara Konduksi (Hantaran)"
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar dengan sopan dan tidak mengandung unsur SARA atau pornografi serta tidak ada link aktif. Mohon maaf kalau komentarnya dibalas agak lambat. Kolom komentar ini kami moderasi, jadi kalau ada komentar yang tidak sesuai dengan ketentuan tidak akan dipublikasikan.