Perhatikan gambar di bawah ini!
Lingkaran dengan pusat di titik O dengan titik E adalah titik
potong antara tali busur AC dan BD. Dari gambar tersebut tampak bahwa ∠AEB, ∠BEC, ∠CED, dan ∠AED adalah sudut di dalam
lingkaran yang dibentuk oleh perpotongan antara tali busur AC dan BD.
Analogikan ada sebuah garis CD, maka dari
gambar tersebut diperoleh:
∠BDC = ∠EDC adalah sudut keliling yang
menghadap busur BC, sehingga:
∠BDC = ∠EDC = ½ x ∠BOC . . . pers (1)
∠ACD = ∠ECD adalah sudut keliling yang
menghadap busur AD, sehingga:
∠ACD = ∠ECD = ½ x ∠AOD. . . pers (2)
Sekarang perhatikan ΔCDE, bahwa:
∠CED + ∠ECD + ∠EDC = 180°
∠CED = 180°- ∠ECD - ∠EDC . . . pers (3)
∠BDC = ∠EDC = ½ x ∠BOC . . . pers (1)
∠ACD = ∠ECD = ½ x ∠AOD. . . pers (2)
∠CED + ∠ECD + ∠EDC = 180°
∠CED = 180°- ∠ECD - ∠EDC . . . pers (3)
∠BEC + ∠CED= 180° (sudut berpelurus)
∠BEC = 180° - ∠CED , masukan pers (3) maka:
∠BEC = 180° - (180°- ∠ECD - ∠EDC)
∠BEC = ∠ECD + ∠EDC, masukan pers (1) dan pers (2) maka:
∠BEC = ½ x ∠BOC + ½ x ∠AOD
∠BEC = ½ (∠BOC + ∠AOD)
Dari
gambar tersebut diperoleh:
∠ADB = ∠ADE adalah sudut keliling yang
menghadap busur AB, sehingga:
∠ADB = ∠ADE = ½ x ∠AOB . . . pers (i)
∠CAD = ∠DAE adalah sudut keliling yang menghadap busur CD, sehingga:
∠CAD = ∠DAE = ½ x ∠COD. . . pers (ii)
Sekarang perhatikan ΔADE, bahwa:
∠AED + ∠ADE + ∠DAE = 180°
∠AED = 180°- ∠ADE - ∠DAE . . . pers (iii)
∠ADB = ∠ADE = ½ x ∠AOB . . . pers (i)
∠CAD = ∠DAE adalah sudut keliling yang menghadap busur CD, sehingga:
∠CAD = ∠DAE = ½ x ∠COD. . . pers (ii)
Sekarang perhatikan ΔADE, bahwa:
∠AED + ∠ADE + ∠DAE = 180°
∠AED = 180°- ∠ADE - ∠DAE . . . pers (iii)
Perhatikan
bahwa ∠AEB adalah sudut luar ΔADE,
sehingga:
∠AEB + ∠AED= 180° (sudut berpelurus)
∠AEB + ∠AED= 180° (sudut berpelurus)
∠AEB = 180° - ∠AED , masukan pers (iii) maka:
∠AEB = 180° - (180° - ∠ADE - ∠DAE)
∠AEB = ∠ADE + ∠DAE, masukan pers (i) dan pers (ii) maka:
∠AEB = ½ x ∠AOB + ½ x ∠COD
∠AEB = ½ (∠AOB + ∠COD)
Sekarang analogikan ada sebuah garis AB. Perhatikan gambar di bawah ini!
∠ABD = ∠ABE adalah sudut keliling yang
menghadap busur AD, sehingga:
∠ABD = ∠ABE = ½ x ∠AOD . . . pers (I)
∠BAC = ∠BAE adalah sudut keliling yang menghadap busur BC, sehingga:
∠CAD = ∠BAE = ½ x ∠BOC. . . pers (II)
Sekarang perhatikan ΔABE, bahwa:
∠AEB + ∠ABE + ∠BAE = 180°
∠AEB = 180°- ∠ABE - ∠BAE . . . pers (III)
∠ABD = ∠ABE = ½ x ∠AOD . . . pers (I)
∠BAC = ∠BAE adalah sudut keliling yang menghadap busur BC, sehingga:
∠CAD = ∠BAE = ½ x ∠BOC. . . pers (II)
Sekarang perhatikan ΔABE, bahwa:
∠AEB + ∠ABE + ∠BAE = 180°
∠AEB = 180°- ∠ABE - ∠BAE . . . pers (III)
Perhatikan
bahwa ∠AED adalah sudut luar ΔABE,
sehingga:
∠AED + ∠AEB= 180° (sudut berpelurus)
∠AED + ∠AEB= 180° (sudut berpelurus)
∠AED = 180° - ∠AEB , masukan pers (III) maka:
∠AED = 180° - (180° - ∠ABE - ∠BAE)
∠AED = ∠ABE + ∠BAE, masukan pers (i) dan pers (ii) maka:
∠AED = ½ x ∠AOD + ½ x ∠BOC
∠AED = ½ (∠AOD + ∠BOC)
Sekarang analogikan ada sebuah garis BC. Perhatikan gambar di bawah ini!
Dari
gambar tersebut diperoleh:
∠ACB = ∠BCE adalah sudut keliling yang
menghadap busur AB, sehingga:
∠ACB = ∠BCE = ½ x ∠AOB . . . pers (a)
∠CBD = ∠CBE adalah sudut keliling yang menghadap busur CD, sehingga:
∠CBD = ∠CBE = ½ x ∠COD. . . pers (b)
Sekarang perhatikan ΔBCE, bahwa:
∠BEC + ∠BCE + ∠CBE = 180°
∠BEC = 180°- ∠BCE - ∠CBE . . . pers (c)
∠ACB = ∠BCE = ½ x ∠AOB . . . pers (a)
∠CBD = ∠CBE adalah sudut keliling yang menghadap busur CD, sehingga:
∠CBD = ∠CBE = ½ x ∠COD. . . pers (b)
Sekarang perhatikan ΔBCE, bahwa:
∠BEC + ∠BCE + ∠CBE = 180°
∠BEC = 180°- ∠BCE - ∠CBE . . . pers (c)
Perhatikan
bahwa ∠CED adalah sudut luar ΔBCE,
sehingga:
∠CED + ∠BEC= 180° (sudut berpelurus)
∠CED + ∠BEC= 180° (sudut berpelurus)
∠CED = 180° - ∠BEC , masukan pers (c) maka:
∠CED = 180° - (180° - ∠BCE - ∠CBE)
∠CED = ∠BCE + ∠CBE, masukan pers (a) dan pers (b) maka:
∠CED = ½ x ∠AOB + ½ x ∠COD
∠CED = ½ (∠AOB + ∠COD)
∠BEC = ½ (∠BOC + ∠AOD)
∠AEB = ½ (∠AOB + ∠COD)
∠AED = ½ (∠AOD + ∠BOC)
∠CED = ½ (∠AOB + ∠COD)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa "besar sudut antara dua tali busur yang berpotongan di dalam lingkaran sama dengan setengah dari jumlah sudut-sudut pusat yang menghadap busur yang diapit oleh kaki-kaki sudut itu".
Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut bahwa "besar sudut antara dua tali busur yang berpotongan di dalam lingkaran sama dengan setengah dari jumlah sudut-sudut pusat yang menghadap busur yang diapit oleh kaki-kaki sudut itu".
Contoh Soal Tentang Sudut Antara Dua Tali
Busur Jika Berpotongan Di Dalam Lingkaran
Pada
gambar di atas, diketahui besar ∠ POQ =
60° dan besar ∠ ROS = 130°.
Tentukan besar ∠ PTQ.
Penyelesaian:
∠PTQ = ½ (∠POQ + ∠ROS)
∠PTQ = ½ (60°+ 130°)
∠PTQ = 95°
Demikian postingan Mafia Online tentang sudut antara dua tali busur jika berpotongan di dalam lingkaran. Untuk contoh soal yang lain baca artikel yang berjudul "contoh soal dan pembahasan tentang sudut antara dua tali busur jika berpotongan di dalam lingkaran".
ok terima kasih gan infonya, saya dari dulu ini gak ngerti sekarang jadi ngerti :D
BalasHapusgan yang BEC = 180° - ∠CED
BalasHapus∠BEC = 180° (180° - ∠ CDE - ∠ECD)
∠BEC = ∠CDE + ∠ECD
∠BEC = ∠BDC + ∠ ACD
∠BEC = ½ x ∠BOC + ½ x ∠AOD
∠BEC = ½ (∠BOC + ∠AOD)
dari cara ke dua sampe terakhir ane ga ngerti,jelasin plis
Oke nanti saya revisi artikelnya.
HapusSudah saya revisi, coba pahami. Kalau belum paham silahkan tanyakan lagi. Untuk memantapkannya silahkan pelajari contoh soalnya.
Hapusboleh enggak contohnya diperbanyakin lagi..terimakasih..
BalasHapusSudah saya posting dengan judul postingan "Contoh Soal Sudut Dua Tali Busur Berpotongan Di Dalam Lingkaran" dengan link "http://mafia.mafiaol.com/2014/02/soal-sudut-dua-tali-busur-berpotongan-di-dalam-lingkaran.html"
Hapus