Peristiwa
dalam fisika didefinisikan sebagai segala sesuatu yang terjadi pada suatu titik
tertentu dalam ruang dan pada sautu waktu tertentu. Gerak sebuah benda
merupakan sebuah rentetan acuan pengamatan terhadap gerak benda tersebut. Tanpa
sistem kerangka acuan konsep gerak benda tidak ada artinya. Apabila Anda hendak
mempelajari benda yang sedang bergerak dalam arah horizontal, Anda dapat
memilih sebuah kerangka acuan yaitu suatu tempat tertentu yang diam terhadap
benda tersebut.
Anda
dapat pula memilih kerangka acuan lain, yang bergerak dengan kecepatan tetap
terhadap benda tersebut. Menurut seorang pengamat dalam kerangka acuan ini,
benda tersebut sedang melakukan gerakan dalam arah horizontal dengan kecepatan
tetap. Kerangka acuan yang diam atau bergerak dengan kecepatan tetap terhadap
benda yang sedang diamati tersebut dikenal dengan nama kerangka acuan inersial.
Dengan
demikian, semua gerak akan dapat dinyatakan sebagai gerak relatif terhadap
suatu kerangka acuan tertentu yang melekat dengan pengamat atau sebagai tempat melakukan
pengamatan. Pada dasarnya, ada kebebasan untuk memilih kerangka acuan ini. Akan
tetapi, tentu saja dalam praktiknya Anda akan memilih kerangka acuan yang memungkinkan
penyelesaian persoalan dengan cara yang paling sederhana. Kerangka acuan yang
telah dipilih untuk menelaah suatu peristiwa fisika selalu dapat dikaitkan
dengan suatu sistem koordinat tertentu.
Selanjutnya,
hukum-hukum fisika yang berlaku dalam kerangka acuan yang telah dipilih dinyatakan
dalam sistem koordinat tersebut. Contoh sistem koordinat yang dipakai adalah
sistem koordinat cartesius, sistem koordinat silinder, atau sistem koordinat
bola. Para pakar fisika percaya bahwa hukum-hukum alam bersifat mutlak. Hal ini
berarti bahwa hukum-hukum fisika yang menggunakan hukum alam tersebut tidak
bergantung pada pemilihan kerangka acuan yang diambil. Dalam kerangka acuan
apapun seharusnya hukum-hukum fisika tetap sama. Persyaratan bahwa hukum-hukum
fisika bersifat mutlak ini dikenal dengan prinsip relativitas.
Prinsip
relativitas merupakan prinsip yang paling mendasar dalam fisika. Dengan
demikian, prinsip relativitas mensyaratkan bahwa hukum-hukum fisika memiliki bentuk
yang sama dalam sistem koordinat mana pun yang dipilih. Persamaan yang berlaku
seperti itu disebut persamaan yang invarian. Jadi, jika terdapat dua pengamat yang
merumuskan hukum fisika secara relatif terhadap masing-masing sistem
koordinatnya, hubungan atau persamaan yang mengaitkan koordinat-koordinat kedua
sistem koordinat itu haruslah sedemikian rupa sehingga bentuk hukum fisika
tidak berubah (invarian). Hubungan atau persamaan yang mengaitkan
koordinat-koordinat kedua sistem koordinat ini dikenal sebagai transformasi koordinat.
Berdasarkan
ruang lingkup hukum-hukum fisika yang ditinjau terdapat tiga prinsip
relativitas yang dikemukakan antara lain sebagai berikut.
- Prinsip relativitas Galileo dengan transformasi koordinat adalah transformasi Galileo.
- Prinsip relativitas khusus Einstein dengan transformasi koordinatnya adalah transformasi Lorentz.
- Prinsip realtivitas umum Einstein dengan tranformasi koordinatnya adalah tranformasi koordinat umum.
0 Response to "Transformasi Galileo dan Percobaan Michelson-Morley"
Posting Komentar
Terima kasih sudah membaca blog ini, silahkan tinggalkan komentar dengan sopan dan tidak mengandung unsur SARA atau pornografi serta tidak ada link aktif. Mohon maaf kalau komentarnya dibalas agak lambat. Kolom komentar ini kami moderasi, jadi kalau ada komentar yang tidak sesuai dengan ketentuan tidak akan dipublikasikan.